Sumber foto http://www.wirahadie.com
Obrolan
ringan dengan teman-teman seprofesi dari berbagai instansi beberapa waktu lalu
membicarakan bagaimana anak-anak kita untuk sukses menghadapi ujian nasional, ada
fenomena yang menarik perhatian kami, dan hal ini sudah ada semenjak diadakanya
Ujian Nasional, jika kebanyakan guru menyiapkan Ujian Nasional dengan segenap kemampuan
dan keilmuanya serta waktunya untuk
menghadapi Ujian Nasional beda halnya dengan sosok pahlawan kesiangan ini ketika
mau menghadapi Ujian Nasional mereka menyiapkan tim kusus untuk sukses ujian
dengan menyontek dan lulus tamapa harus susah payah belajar, tampa mperhatikan
etika dan kaidah-kaidah hukum yang berlaku.
Salah
satu contoh dari cerita teman saya yang begitu antusias bercerita dengan
rasa sakit dihatinya ketika bertemu
dengan anak didiknya yang sudah lulus sekolah beberapa tahun yang lalu mereka bercerita
bahwa ada siswa yang mengatakan untung ada guru si anu yang menjadi sosok pahlawan kami
makanya kami tenag walaupun kami jarang masuk bimbel (Bimbingan Belajar) dan tidak
belajar Pun kami pasti lulus, ingatan memori saya teputar bererapa tahun yang
lalu ketika ujian nasional muncul dan menjadi momok bagi siswa dan wabil khusus
guru tekanan demi tekanan bahkan demi
pencitraan muncul, sehingga idialisme dan profisionallitas guru dipertaruhkan demi
nama lembaga, daerah dan lain sebagainya dengan dalih penyelamatan generasi dan
ini terjadi di berbagai daerah di negeri ini.
Inilah
pikiran prakmatis yang sering dimunculkan oleh sebagian para pendidik kita
padahal jika kita mau menelisik kebiasaan menyontek merupakan salah satu sumber
penghancuran generasi yang menimbulkan budaya korupsi dinegri ini, sebab dengan
cara menyontek berjamaah atau menyontek yang tersistem dengan panduan oknum
guru yang bagaikan pahlawan kesiangan dihadapan anak-anak yang notabenya malas
belajar akan membuat rusak sistem pendidikan.dan Untuk menghancurkan Negara
tidak perlu mengunakan mortil ataupun rudal tetapi cukup membiarkan anak dikik
mencontek dan melongarkan disiplin belajarnya.
Sistem yang
dirusaknya
Ketika pemerintah
menginginkan kualitas mutu pendidikan yang baik dengan distandarkan dengan ujian
nasional sehinga pemerintah bisa melihat kemampuan daya tangkap dan daya serap
siswa serta kualitas pendidik di suatu daerah dengan nilai hasil ujian nasional,
jika nilai yang didapat itu dari hasil menyontek dan manipulasi apa yang bisa
kita lihat dari hasil pendidikan itu, makanya kita sering bertanya-tanya ketika
ada sekolahan yang tidak melakukan program
kegiatan bimbingan belajar yang ekstra justru siswanya mendapat nilai
tertinggi dalam ujuan nasional bahkan lulus 100% dengan rata-rata nilai tinggi.
Dan malah sebalinya ketika ada sekolah melakukan persiapan yang sangat luar
bisa hasilnya biasa-biasa saja.
Inilah
delema seorang sekolah sekolah saat ujian nasional berlangsung tiap tahun
antara idialisme seorang pendidik untuk menevaluasi hasil belaja sesuai dengan
kemampuan siswanya,dari sisi lain siswa yang tidak lulus akan mencoreng nama
baik sekolah , sehingga ujian nasional yang menakutkan akhirna ada beberapa
kepala sekolah SMA di kabupaten karang anyar tidak patut dicontoh mereka
kedapatan membocorkan kunci jawaban UAN SMA melalui email kepada sejumlah siswa
di sekolahnya.(Berita Halocities.com 21/4/14) ada jua dua kepala sekolah SMA swasta
dan petugas tata usaha dimakasar yang ditangkap aparat polres soppeng dan
dibantu polres makasar dengan dugaan menjadi pengedar kunci jawaban soal Ujian
Nasional (Kompas.com 5/4/2016).
Ketika pemerintah
menginginkan peserta didik berahlak mulia pun akan sirna bagamana tidak sirna ketiak ada guru
yang konsisten secara professional mendidik dan menyeleksi peserta didik untuk
menjadi generasi terbaik dia meluangkan waktunya untuk mendidik nilai-nilai
kejujuran nilai-nilai kedisiplinan, hilang seketika ketiaka muncul sosok
pahlawan kesiangangan yang menawarkan kemudahan dengan mengajarkan mereka untuk
berusaha lulus ujian dengan cara yang tidak benar dengan cara nyontek berjamaah
dengan tersistem yang sangat kokoh dan rapi sehinga sangat sulit terdeteksi
ataupun harus memebli jawaban-jawaban yang telah mereka tawarkan.dan siswa pun
akan membenci guru-guru yang mengarahkan dia dengan cara yang sesuai dengan
aturan agama maupun aturan Negara dan mereka merasa ribet dan malas untuk
mematuhi guru yang bikin dia ribet karena tidak sesuai dengan keingginanya jika
sampai hal ini terjadi dan menjadi maklum bersama bagamana siswa akan berahlak
mulia patuh terdahap guru aturan agama dan Negara.
Generasi yang
dirusak
Merusak karakter
peserta didik
dengan kebiasaan menyontek hal ini akan
merubah cara pandang peserta didik dari belajar giat untuk sukses menjadi malas
belajar sebab dengan menyontek peserta didik akan merasa malas untuk belajar
dan tidak ada semangat juang sama sekali, mereka akan selalu berharap dengan
hasil contekan, selain itu mereka kan selalu remehkan mata pelajaran yang tidak
ada hubungan nya dengan ujian nasional, karena meremehkan pelajaranya akan
berdampak pada meremehkan gurunya yang mengajar mata pelajaran tersebut,
sehingga menimbulkan sikap acuh inggin mudahnya saja dan sikap yang buruk lainya yang menimbulkan
hilangnya budi pekerti yang luhur serta hilangnya sikap sopan dan santun
terhadap orang tua dan guru.
Membikin generasi
yang tidak taat aturan
kebiasaan menyontek akan menimbulkan generasi yang tidak taat aturan karena
kebiasaanya melawan aturan sejak dibangku sekolah akan menjadikan kebiasaan
ketika dia menjadi pejabat Negara atau ketika bekerja di instansi-instansi yang
lainya, mereka akan terbiasa melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi aturan
Negara atau aturan-aturan lainya demi untuk kepentingan pribadinya. Cerminan
penguasa atau pejabat korup merupakan haslil dari proses belajar ketika dia
masih sekolah.
Kembali
pada obrolan awal kami, jika nilai Ujian
Nasional masih menjadi nilai ukur yang utama dalam penentuan kelulusan,Hal ini
memugkinkan pahlawan kesiangan itu akan selalu muncul wlaupun celah untuk itu,
ruang dan geraknya dipersempit dengan menugaskan tim pengawas independen maupun
pengawas pengawas lainya. Serta dengan
ujian nasional berbasis computer sekalipun, mereka masih bisa menembus celah-celah untuk
aksi pembodohan dengan dalih penyelamatan.
Mari
kita sama-sama awasi Ujian Nasional ini semogga bisa berjalan dengan sukses
tidak ada lagi keculangan atau pun hal-hal yang merugikan baik untuk masa depan
peserta didik maupun dunia pendidikan kita, jika ada oknum-oknum yang dicurigai
segera hubungi pihak-pihak yang berwajib,Mari kita pantau terus ujian ini untuk
Generasi bangsa yang lebih baik.
EmoticonEmoticon