Rabu, 22 Agustus 2018

Sekat itu membuat berbeda dan derita

//sekat itu membuat berbeda dan derita //

Tanggal 21 Agustus 2018 umat Islam seluruh dunia megadakan hari raya id adha, kecuali tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunaidarusalam mereka merayakanya tanggal 22 agustus 2018 berdasrkan hasil rukiatul hilal di negara masing2. namun tidak semua penduduk di tiga negeri itu merayakanya tangal 22, ada yang mengikuti rukiatul hilal penduduk mekah yaitu tgl 21 walaupun banyak halangan dan rintangan yang megadakan di tangal itu, sebab mereka berbeda diangap inilah dan itulah, saya tak kan bahas itu namun saya akan bahas kenapa bisa berbeda.

Tepat tanggal 20 agustus saya bertemu dengan sahabat seiman saya, kami selalu megingatkan dalam perkara sholat dan ibadah. beliau mengikuti aliran sunah yang selalu berkiblat pada kerajaan arab saudi, karena para dainya kebanyakan alumni arab saudi, sangat tidak suka dengan umat islam yang tidak sesuai dengan ulamanya bisa di anggap bidah dan lain sebagainya, namun saat saya tanya akhi di masjid antum salat id nya kapan? beliau jawab klo ditempat kami biasanya ngikut pemerintah, saya balik tanya maka pemerintah arab saudi menetapkan tanggal 21 udah salat id, tak menjawab dan langsung menigalkan kami. Kenapa ko ga konsisten dengan keputusan pemerintah Arab ya...? Padahal dikit dikit ibadah harus sama dengan Arab eh giliran hari raya ga sama ?

Cerita yang kedua saya punya teman, dalam dunia persilatan dan pendidikan sangat akrab dengan saya kami tidak ada masalah saling menghormati dan menghargai, namun di dunia maya  khususnya FB beliau memutus pertemanan dengan saya alasanya saya selalu megkitisi pemerintah beliau tidak suka karena sangat cinta dengan pemerintah lebih-lebih rezim saat ini, namun saat tgl 21 belau berada di Australia karena mewakili kepala sekolah smk seindonesia, beliau menguplud vidio sedang berlangsungnya sholat id di Australia padahal di indonedia belum, kenapa beliau juga tidak konsisten mengikuti pemerintah yang menetapkan tanggal 22, begitu juga dengan ketua MUI dan Mentri agama beliau juga tidak konsisten dengan apa yang sudah beliau tetapkan di Indonesia, malah mengikuti pemerintah Mekah ketika sedang haji, ah mungkin aja beliau menerangkan pepatah dimana bumi di pihak disitulah langit di junjung.

Pertanyaan saya mengapa mereka berdua tidak konsisten, sebenarnya jawabanya sederhana, namun banyak yang tidak menyadarinya, umat saat ini sengaja di sekat-sekat oleh nations state, sehinga natons state inilah grand desain musuh islam untuk memecah belah umat islam sehingga rukiatul hilal penduduk mekah tidak berlaku utuk penduduk Indonesia,  begitu pula ruhiatul  orang Arab tidak berlaku  untuk orang Melayu, yang lebih ironis lagi ruhiatul penduduk kota Banjarmasin dan Samarinda tidak berlaku  bagi penduduk Sabah dan Banarsri begawan padahal mereka satu pulau  namun beda negara.

Derita yang dirasa penduduk Palestina dan seriya tak terasa pada penduduk Arab Saudi apalagi Australia , derita rohinya tidak terasa hinga kearab sana.

Perbedaan hari raya dan penderitaan umat dikarenakan tidak ada pempersatu umat, sehinga mereka tidak merasa satu tubuh walau pun satu akidah terpisah-pisah oleh nation state, tak ada yang sangup melindungi dan mengayomi umat ini apa lagi membentengi dari sebuah penderitaan dan penganiayaan.

Mereka sukses memecah umat sehingga menjadi Nation state yang memiliki benteng penyekat satu sama lain Malaysia Takan bergoyah ketika pulau Lombok di Indonesia terkena gempa, mereka sibuk mengurusi dalam negerinya, begitu juga Indonesia Takan bergerak kerika penduduk Vietnam terkena musibah, mereka sukses membuat perbedaan dan sukses membuat umat Islam menderita.

Harusnya kita itu umatan wahiddan, daulatan wahiddan. Bukan Umat yang terpecah pecah.

22 Agustus 2018
@adityairfiandi