Indonesia
merupakan Negara yang majemuk memiliki bermacam ragam budaya, adat istiadat,
bahasa, agama, etnis dan ras. Selain itu Indonesia memiliki potensi alam yang
melimpah ruah seperti hasil buminya berupa pertambangan maupun pertanian, dari logam
biasa hingga logam mulia ada di negeri ini , dari batu krikil hingga batu mulia
pun ada di negeri ini , dari minyak goreng hinga minyak bumi pun ada di negeri
ini, sama halnya dengan hasil pertanianya semua bisa di tanam dan menghasilkan,
hutanya, lautanya semua menghasilkan sehinga sering kita dengar bait lagu
maupun puisi yang mengatakan “tanah kita adalah tanah surga”.
Negeri kita yang alamnya elok dan
berseri-seri ini akan menjadi daya pikat masyarakat dunia sehingga bukan hanya
isapan jempol belaka bait kalimat serta kata-kata puitis yang dipopulerkan oleh
para pujangga kita bahwa tanah kita adalah tanah surga. Data terbaru dari
kementrian pariwisata mulai Juli hingga desember 2016 diatas satu juta
wisatawan asing perbulanya masuk ke Indonesia, sedangkan data dari Badan
Statistik Nasional mengkomulatifkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke
Indonesia mencapai 6,32 juta kunjungan terhitung preiode Januari-Juli 2016 atau
mengalami peningkatan 7,64% dari tahun sebelumya (bisnis.com). belum lagi data
para insvestor dan tenaga kerja asing yang ada di Indonesa.
Hal ini menunjukan betapa luar
biasanya negeri kita, Indonesia bagaiakan bunga desa yang di perebuktakan para
jejaka, ibarat sekuntum bunga nan elok berbau wangi semerbak yang dihingapi
kumbang-kumbang ditaman. Namun sangat disayangkan Kemajemukan nan hitrogen
penduduknya, Indonesia belum mampu diintergrasikan dengan sempurna, disebabkan
terkikisnya toleransi di negri ini, kita bisa saksikan baik di media sosial
maupun televisi banyak kelompok yang memunculkan aksi provokasi sehingga
merusak toleransi banyak sebab yang harus ditanggani kalau dibiarkan dan tidak
diobati akan menyebabkan disintergrasi.
Dan inilah penyeb terkikisnya
toleransi yang penulis deteksi yaitu Pertama
rusaknya nilai-nilai agama didalam masyarakat, hal ini disebabkan banyak hal
salah satunya serangan puralisme yang menyamaratakan agama sehingga mengacaukan
akidah beragama mereka, dan disinilah menimbulkan bentrokan dan konflik sehinga
muncul kubu estrimis dan prularalis, mereka akan saling menyerang dan
menjatuhkan. Selain itu nilai-nilai agama maupun nilai-nilai sosial budaya
lokal kita dikikis habis oleh werternisasi nilai-nilai kebaratan melalui badai
teknologi seperti media informasi yang berada di ujung jari, sehinga generasi
ini mengikuti gaya hidup para artis luar negeri, yang menimbulkan masyarakat
hidonisme sehinga ketika ada masalah langung berkelahi, menghujat, mencela tampa
mencari solusi dan itu terjadi pada generasi muda saat ini.
Politik praktis dan kekuasaan
praktis inilah penyebab kedua yang
penulis amati beberapa tahun ini yang menyebabkan terkikisnya toleransi di
Negeri ini, dari berbagai kasus SARA hinga pembakaran gedung-gedung Negara itu
disebabkan melalui pemilihan umum yang sering diselangarakan diberbagai wilayah
Indonesia karena ketidak puasan para pasangan pemimpin yang kalah dalam pemilu,
selain itu sikap politik masyarakat kita yang masih rendah sehingga mudah
terprovokasi.
Penyebab ketiga Sekulerisme, liberalisme, dan komunisme tiga aliran inilah
yang akan terus menerus mengerogoti nilai-nilai toleransi di negeri kita,
sekulerisme misalnya paham yang memisahkan nilai agama dan kehidupan bagamana
mugkin orang akan menjalankan kehidupanya dengan baik kalau dipisahkan dengan
nilai-nilai agamanya ,liberalisme paham yang menjunjung tinggi kebebasan
sehingga dia tidak memperhatikan hak-hak orang lain hanya memperhatikan dirinya
sendiri, dan komunisme paham yang tidak mengakui keberadaan agama, agama
dianggap sebagai penghalang.
Penyebab keempat munculnya kelompok-kelompok exstrimis, separatis dan
teroris, kelompok-kelompak ini sangat merusak toleransi dalam berbangsa dan
bernegara karena pergerakanya bersenjata mengacaukan keamana Negara.
Wahai Bapa ibu guru ini tugas kita
semua sebagai seorang pendidik untuk mencetak generasi yang tangguh yang mampu
membentengi diri kokoh akidah agamanya, meningkatkan
disiplin belajarnya, mecerdaskan pengetahuan akademik, politik dan sosialnya
sehingga menghasilkan generasi mulia yang berkarakter gemilang, yang mampu
menyongsong peradapan dunia.
EmoticonEmoticon